Adil, Dagblad
Majalah milik Muhammadiyah ini terbit pertama kali dalam bentuk koran tanggal 1 Oktober 1932. Penerbitan majalah di Solo ini sebagai realisasi Keputusan Kongres Muhammadiyah ke 21 di Makassar. Penerbitan ini dengan tujuan untuk menampung dan menyuarakan aspirasi umat Islam terutama warga Muhammadiyah. Untuk menerbitkan harian ini dibentuklah tim yang terdiri dari R. Muljadi Djojomartono (pernah menjadi Menteri Sosial RI) sebagai Direktur Utama dengan staf redaksi: K.H. Yunus Anis, K.H.. Asnawi Hadisiswaja, Sjamsju Hidajat, dan Tjitrosuseno. Kemudian pimpinan redaksi dipercayakan kepada Sjamsudin dan Sujitno, bendahara Tunarentjana, dan sebagai korektor adalah Soerono Wirjohardjono.
Harian ini terbit pertama kali dengan tiras 500 eks pada akhir Oktober 1932 dan hanya mampu terbit selama dua tahun. Harian ini dicetak dengan percetakan snel press di percetakan Martadiharja Jl. Reksoniten Solo. Kemudian pada tahun 1935, harian ini terbit mingguan dengan tiras 1.500 eksemplar dan diedarkan melalui jalur Persyarikatan Muhammadiyah.
Ketika Belanda menduduki Indonesia, mingguan ini dan terbitan lain menjadi sorotan melalui Kantor Penerangan Pemerintah Kolonial Belanda (Regering voor Lichtingen Dienst). Memang untuk mengelola penerbitan saat itu cukup berat karena masalah perkembangan politik yang selalu diawasi oleh kolonial Belanda dan sulitnya pembiayaan penerbitan. Biaya penerbitan saat itu diperoleh dari pelanggan, iklan, dan juga dukungan moril dan material dari Gusti Pangeran Kanjeng Prabu Hadiwidjaja (penguasa kraton Surakarta).
Kiranya nasib kurang beruntung menimpa Minggoean Adil ini. Yakni pada masa pendudukan Jepang (1940 dan 1945) mingguan ini kena bredel/dilarang terbit. Merasakan kondisi ini, Surono sebagai otaknya, pindah ke Jakarta bergabung dengan Harsono Tjokroaminoto menerbitkan harian berjudul Soeara Madjelis Islam A’la Indonesia yang dalam perkembangan selanjutnya berganti nama Soeara Moeslim Indonesia. Koran ini merupakan satu-satunya penerbitan yang diijinkan terbit oleh pemerintah Dai Nippon.
Melalui berbagai usaha dan upaya, Minggoean Adil terbit kembali pada tanggal 5 Januari 1950. Terbitan ini mampu terbit selama 15 (lima belas) tahun dengan berpindah-pindah percetakan. Diantara wartawan, redaksi, dan reporternya tercatat nama-nama Humaidi Tatapangarsa, Endang Basri Ananda, Sahlan Rasyidi, S. Jalal Sayuti, dan Suwarno Projokoro.
Menurut pengamat pers, Minggoean Adil yang terbit di Jawa, dan Pedoman Masjarakat dan Pandji Islam (keduanya terbit di Sumatera) merupakan tiga terbitan di bawah naungan Persyarikatan Muhammadiyah. Cuma bedanya adalah bahwa Pedoman Masjarakat dan Pandji Islam dikelola perorangan sedangkan Minggoean Adil secara formal dikelola oleh organisasi Persyarikatan Muhammadiyah.
Berbagai kesulitan menimpa penerbitan Minggoean Adil ini. Pada tahun 1965 meletus peristiwa yang merupakan catatan sejarah dengan tinta merah, yakni meletusnya Gerakan 30 September Partai Komunis Indonesia/PKI. Hal ini memengaruhi penerbitan majalah milik Muhammadiyah itu. Ketika meletus gerakan kejam itu, percetakan Surya tempat majalah Adil dicetak ternyata tutup. Hal ini disebabkan bahwa banyak pekerja percetakan tesebut dipecat karena mereka menjadi anggota Sentral Organisasi Buruh Seluruh Indonesia (SOBSI). Yakni organisasi buruh yang bernaung di bawah afiliasi PKI. Kemudian majalah itu dicetak di percetakan Radya Indra yakni percetakan milik Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta . Pada tahun 1973, Mingguan Adil mengalami kesulitan biaya, maka terpaksa terbit stensilan dengan alamat Jl. K.H. Ahmad Dahlan 25 Solo. Karena keadaaan memang sulit saat itu, maka penerbitan Adil ini mengalami pasang surut dan pencetakannya berpindah-pindah.
Memang penerbitan pers dipengaruhi oleh faktor sosial, ekonomi, dan politik saat itu. Maka sesuai perkembangan, mingguan ini sejak 1985 sampai 1996 terbit sebulan dua kali. Maka dikenal sebagai Majalah Tengah Bulanan Adil . Pada dekade ini penerbitan ini dinakhodai oleh Soerono Wirjoharjono sebagai pemimpin redaksi, H.A. Basit Adnan sebagai wakil pemimpin Redaksi, Agus sebagai Sekretaris Redaksi. Sedangkan dalam susunan redaksi terdapat nama-nama H. Djarnawi Hadikusumo, Sahlan Rasjidi, Ishom, Rosyad Saleh, dan Abdullah. Mulai akhir 1996, majalah ini terbit sebagai tabloid mingguan. Kini Adil tidak terbit. (Lasa Hs)
(Tambahan)
Adil terbit pertama kali 23 Oktober 1932 dalam bentuk surat kabar. Menjelang kedatangan Jepang yakni bulan Februari 1942 surat kabar ini tidak terbit. Surat kabar ini berisi rubrik semitetap diisi oleh HAMKA, memuat berita kegiatan organisasi, berita daerah, serta artikel yang dianggap kontroversial untuk masa itu. Misalnya tulisan Drs. Moh. Hatta (dari Banda Neira) tentang riba serta kaitannya dengan bank dan artikel mengenai Poerbatjaraka yang meragukan kepakarannya tentang bahasa Melayu. Surat kabar ini terbit lagi sesudah tahun 1945 dan edisi terakhir tercatat pada tahun 1968.
Ada pula terbitan berseri berjudul sama: Adil: Djaridah ilmijah mingguan berdasar Islam terbit tahun 1933 diterbitkan di Surakarta oleh Muhammadiyah cabang Surakarta merupakan majalah mingguan Adil berdasar Islam bergambar, terbit terakhir 26 Februari 1942. Terbitan Muhammadiyah lain adalah Wali Sanga yang terbit sebulan sekali oleh Group Muhammadijah Wates.
(Soelistyo-Basuki)